Pada kesempatan kali ini
kita akan membahas mengenai tranfer gas dalam air, dimana transfer gas ini
penting sebagai indikator proses oksidasi reduksi dalam perairan. Sebagai
contoh gas oksigen dalam perairan penting sebagai akseptor elektron pada proses
metabolisme makhluk hidup dalam air. (baca juga :
Kelarutan CO2 dalam badan air)
Transfer gas
didefinisikan sebagai perpindahan gas dari fase gas ke fase cair atau sebaiknya.
Transfer gas melibatkan terjadinya kontak antara udara atau gas lain dengan air
yang menyebabkan berpindahnya suatu senyawa dari fase gas ke fase cair atau
menguapnya suatu senyawa dari fase cair (dalam bentuk terlarut) menjadi fase
gas (lepas ke udara). Perpindahan massa zat dari fase gas ke fase cair atau
sebaliknya (absorpsi – desorpsi), terjadi bila ada kontak antar permukaan cairan dengan
gas atau udara. Mekanisme ini terjadi secara difusi. Gaya penggerak perpindahan
massa dari udara ke dalam air atau sebaliknya dikendalikan oleh perbedaan
konsentrasi zat dalam larutan dan kelarutan gas pada kondisi tertentu.
Kelarutan gas, tidak
seperti kelarutan zat padat dalam air, menurun seiring dengan
kenaikan suhu. Pada
tekanan parsial sampai 1 atm, konsentrasi keseimbangan gas dalam larutan pada
suatu suhu tertentu sebanding dengan tekanan parsial gas dalam air, sesuai
dengan hukum Henry:
C s = H . P
dimana:
C s = konsentrasi jenuh
atau keseimbangan gas dalam larutan, mg/l
P = Tekanan parsial phase
gas dalam air, atm
H = koefisien kelarutan
Henry.
Jika kita perhatikan
dengan seksama persamaan tersebut dapat kita ketahui bahwa persamaan tersebut
merupakan bektuk khusus dari persamaan kesetimbangan gas. Dimana kesetimbangan
gas dipengaruhi oleh tekanan parsial gas. Sedangkan tekanan parsial gas
diperngaruhi oleh faktor konsentrasi zat serta suhu yang dapat diformulasikan
melalui hukum boyle-charles yaitu:
PV = βT
Dimana
:
Β
= koefisien massa dari gas
P
= tekanan gas
V
= volume gas
T
= tekanan absolute gas
Β
dalam persamaan tersebut secara umum menyatakan fumgsi jumlah mol gas yang ada,
sehingga persamaan gas ideal dapat ditulis kembali menjadi :
PV
= nRT
Dimana
n merupakan jumlah mol zat dan R merupakan konstanta untuk semua jenis gas.
Hukum
Henry merupakan hukum yang penting berkaitan dengan kelarutan gas dalam air.
Hukum Henry juga berkaitan dengan hukum tekanan gas parsial yang dikemukakan
oleh Dalton yang berbunyi “ pada campuran gas, seperti udara, setian jenis
gas yang ada memiliki tekana yang tidak bergantung terhadap yang lainnya.
Tekanan parsial setiap jenis gas sebanding dengan jumlah (persen volume) gas
dalam campuran...”. Sebagai contoh, konstanta Henry (Kh) untuk oksigen
dalam air dengan temperatur 200C adalah 0,73 atm-m3/mol.
Sedangkan udara mengandung 21% oksigen, tekanan parsial gas berdasarkan hukum
Dalton adalah 0,21 atm jika tekanan total udara adalah 1 atm. Sehingga,
konsentrasi oksigen dalam air pada 200C dan tekanan 1 atm adalah
0,21/0,73 = 0,288 mol/m3 atau 0,288(32000)/1000 = 9,2 mg/L.
Dalam
teknik lingkungan, banyak permasalahan yang berhubungan dengan transfer gas
dalam air melibatkan penambahan oksigen dalam proses aerasi untuk menjaga agar
proses pengolahan berlangsung secara aerobic. Removal beberapa gas dari larutan
atau air juga dilakukan dengan proses aerasi menggunakan aerator atau peralatan
lainnya. Biasanya proses yang berkaitan dengan transfer gas pada kondisi yang
mendekati tekanan atmosfer dari udara yang melewati larutan dan terlepas
keudara, tetesan air hujan, adanya turbulensi pada permukaan yang kontak dengan
udara. Meskipun hukum Henry merupakan hukum kesetimbangan gas, ia tidak
menjelaskan secara langsung kinetika dari transfer gas, ia menjelaskan sejauh
mana sistem kesetimbangan cair-gas, yang merupakan faktor dari laju transfer
gas.
Dalam
teknik lingkungan khususnya dalam pengolahan air, gas-gas yang sering ditemui
adalah oksigen, metana, karbondioksida, dan hidrogen sulfida. Dua gas terakhir
mengalami reaksi dalam air.
Kelarutan
CO2 :
CO2
+ H2O-->H2CO3
H2CO-->H+
+ HC3
HCO3--->H+
+ CO32-
Kelarutan
CO2 dalam air akan menyebabkan alkalinitas dalam air sehingga
apabila air tesebut melarutkan ion-ion divalen akan menyebabkan timbulnya
kesadahan sementara. Dalam kondisi normal konsentrasi H2CO3
dalam air tidak lebih dari 1% dari konsentrasi CO2 .
Kelarutan
H2S :
H2S-->H++
HS-
HS--->
H+ + S2-
Berdasarkan
reaksi kesetimbangan diatas, kelarutan dari H2S tergantung pada
derajat pH larutan, jika pH air rendah (kondisi asam ) maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah pembentukan H2S sehingga kelarutannya akan menurun.
Ammonia
(NH3) dan klorin (Cl2) memiliki kelarutan gas tinggi dan
mudah bereaksi dengan air. Hubungan kelarutan – tekanan gas ini bias bila
digunakan hukum Henry.
Bila
permukaan air dipaparkan dengan udara atau gas dan belum terjadi kesetimbangan
sebelumnya, maka secara serentak dan segera pada bidang kontak antar fase akan
jenuh dengan gas dan gas ditransportasikan ke badan air dengan proses difusi
molekuler sebagai berikut:
Model secara isik dari konsep persamaan di atas
ditunukkan dalam gambar di bawah ini :
Diasumsikan
bahwa tahanan pada perpindahan gas berada dalam lapisan tetap (fixed film) gas dan cair pada antar bidang (interface) gas -
cair. Perpindahan gas melintasi bidang
permukaan lapisan gas menunjukkan adanya gradien tekanan dalam lapisan gas dan
oleh sebab itu tekanan gas pada bidang permukaan (interface), Pi lebih rendah
dari tekanan bulk gas, Pg. Perpindahan gas terjadi dalam dua langkah (1)
perpindahan dari keseluruhan fase gas dengan tekanan gas (Pg) ke interface,
dengan tekanan parsial gas (Pi), selanjutnya dikonversi ke fase liquid dengan
konsentrasi Ci, (2) Transformasi dalam fase cair ke bulk liquid dengan
konsentrasi (CL). Perpindahan ini dapat terjadi dalam dua arah tergantung pada
perbedaan konsentrasi CL dan Ci. Jika CL > Ci dan Pi > Pg maka terjadi pelepasan gas dari fase cair ke
fase gas.
Laju
perpindahan gas melintas bidang permukaan A dinyatakan dalam persamaan:
Untuk
menyatakan massa gas dalam bentuk konsentrasi maka satuan massa gas dibagi
dengan volume cairan yang ada dan disederhanakan maka diperoleh persamaan:
Persamaan
di atas dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu:
Gas-gas
yang menjadi perhatian pada bidang pengolahan air adalah oksigen,
karbondioksida, metana, hidrogen sulfida, ammonia, dan klor. Tujuan transfer
gas dalam pengolahan air adalah: (1) untuk mengurangi konsentrasi bahan
penyebab rasa dan bau, seperti hidrogen sulfida dan beberapa senyawa organik,
dengan jalan penguapan atau oksidasi (2)
untuk mengoksidasi besi dan mangan (3)
untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti penambahan oksigen ke dalam air tanah
dan penambahan karbondioksida setelah pelunakan air) (4) untuk menyisihkan senyawa
yang mungkin dapat meningkatkan biaya pengolahan (misal: adanya hidrogen
sulfida akan meningkatkan kebutuhan klor pada proses diklorinasi; adanya
karbondioksida akan meningkatkan kebutuhan kapur pada proses pelunakan, dan
sebagainya).
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video di bawah ini :
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video di bawah ini :
No comments:
Post a Comment